Nabi Daud a.s Membuat Pakaian Perang dari Besi
Di zaman itu, kaum Nabi Daud a.s. sering menghadapi peperangan. Mereka menggunakan baju besi yang berat sehingga tidak mampu bergerak dengan leluasa.Kemudian turunlah perintah Allah SWT agar Daud a.s. membuat baju perang dari besi sebagaimana firman-Nya:
Di zaman itu, kaum Nabi Daud a.s. sering menghadapi peperangan. Mereka menggunakan baju besi yang berat sehingga tidak mampu bergerak dengan leluasa.Kemudian turunlah perintah Allah SWT agar Daud a.s. membuat baju perang dari besi sebagaimana firman-Nya:
“… dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Saba’ [34]: 10-11)
Banyak yang berpendapat mengenai
penafsiran ayat “dan kami tetah melunakkan besi untuknya” tersebut.
Pendapat yang paling banyak diterima adalah Daud a.s. telah menemukan
cara untuk melunakkan besi dengan cara meleburnya dengan api sehingga
besi yang keras dapat dibentuk sesuai dengan keinginannya.
Kecerdasan Daud a.s. pun terbukti dari
baju perang besi hasil buatannya yang terdiri atas bulatan-bulatan besi
sehingga pemakainya dapat bergerak bebas sekaligus terlindungi dari
pedang, kapak, dan belati musuh.
Baju besinya adalah karya terbaik dari
baju besi yang ada saat itu. Sedangkan, baju perang musuh, selain berat,
tidak bisa bergerak bebas, juga masih bisa ditembus oleh pedang musuh.
Semenjak para prajurit Daud a.s
menggunakan baju besi buatan Daud a.s, mereka selalu memenangkan
peperangan, tentunya atas pertolongan Allah SWT juga.
Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika
tatkala Nabi Daud A.S sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab
az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang seekor ulat merah pada
debu.Lalu Nabi Daud A.S. berkata pada dirinya,
“Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”
Sebaik sahaja Nabi Daud selesai berkata
begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. Lalu
ulat merah itu pun mula berkata-kata kepada Nabi Daud A.S.
“Wahai Nabi Allah! Allah S.W.T telah
mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallahu walhamdulillahi wala
ilaha illallahu wallahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada
malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma solli ala
Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim’ setiap
malam sebanyak 1000 kali.
Setelah ulat merah itu berkata demikian,
maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud A.S. “Apakah yang dapat kamu
katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?”
Akhirnya Nabi Daud menyedari akan
kesilapannya kerana memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat
takut kepada Allah S.W.T. maka Nabi Daud A.S. pun bertaubat dan menyerah
diri kepada Allah S.W.T..Begitulah sikap para Nabi A.S. apabila mereka
menyedari kesilapan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan
bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T. Kisah-kisah yang berlaku
pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah,
tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak
memandang rendah kepada apa sahaja makhluk Allah yang berada di bumi
yang sama-sama kita tumpangi ini.
Daud ialah nabi sekaligus raja Bani Israil. Semenjak masih muda telah
menyertai tentera Bani Israil di bawah pimpinan Thalut melawan pasukan
bangsa Palestin yang dipimpin Jalut (Goliath). Daudlah yang berhasil
membunuh Jalut, sehingga dipuji sebagai pahlawan perang. Setelah Raja
Thalut meninggal, Daud menggantikannya sebagai raja. Allah mengangkat
Daud sebagai nabi dan rasul-Nya. Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur. Ia
memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung,
dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong dan Daud
juga memiliki suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia,
sama seperti Yusuf yang diberikan wajah yang paling tampan.
Daud yang mulai pembangunan Bait
Suci yaitu Baitul Muqaddis yang telah diselesaikan oleh anaknya
Sulaiman, yang kemudian sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Daud
meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis.
Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang bernama Yudea (1
Samuel 16). Ayahnya bernama Isai dan masa remajanya dilewatinya sebagai
seorang gembala. Suatu kali, ketika sedang menggembalakan dombanya, Daud
diperintahkan ayahnya mengantarkan bekal makanan kepada kakak-kakaknya
yang sedang berhadap-hadapan dengan tentara-tentara Filistin.
Tiba di medan pertempuran, Daud bangkit amarahnya ketika mendengar
Tuhannya dihujat oleh tentara Filistin. Mereka menantang siapapun juga
untuk maju berperang melawan Goliat, salah seorang anggota pasukan
Filistin yang terkenal sangat besar tubuhnya. Daud semakin menjadi-jadi
amarahnya ketika tahu bahwa tak seorangpun di antara tentara Israel yang
berani maju menjawab tantangan Goliat. Akhirnya Daud merelakan diri mau
bertempur dengan hanya menggunakan umban dan beberapa butir batu.
Goliat mati terkena lemparan umban dan Daud menjadi pahlawan Israel.
Kemenangan Daud membuat ia dipuja-puja sebagai pahlawan. Hal ini
membangkitkan rasa iri dan dengki pada diri Saul, raja Israel yang
pertama. Akhirnya Allah tidak lagi berkenan atas Saul dan Daud pun
menggantikannya menjadi raja Israel yang kedua.
Meskipun demikian, hubungan Daud
dengan Saul boleh dikatakan istimewa. Daud seringkali diundang untuk
bermain kecapi di istana Saul. Setelah kemenangannya atas Goliat, Daud
menikahi Mikhal, anak perempuan Saul. Dan Yonatan, anak laki-laki Saul,
adalah sahabat karib Daud.
Kitab Suci Ibrani dan Kristen tidak melihat Daud sebagai tokoh yang
serba sempurna, karena ternyata ia pun pernah terjatuh ke dalam dosa.
Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap istananya. Dari atas ia
melihat Batsyeba yang cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba
adalah istri Uria, panglima perang Daud sendiri. Dengan berbagai tipu
muslihat Daud akhirnya berhasil menyingkirkan Uria, dan ia pun
memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui kebusukan Daud, dan melalui
Nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-dosanya (2 Samuel
12:1-25).
Dari Batsyeba Daud mendapatkan seorang anak yang dinamainya Salomo yang
kelak menggantikannya sebagai raja Israel yang ketiga. Daud mempunyai
sejumlah anak lainnya. Antara lain adalah Absalom, seorang pemuda yang
sangat tampan, yang sangat disayangi oleh Daud. Suatu kali Amnon, anak
sulung Daud, memperkosa Tamar, adik perempuan Absalom. Absalom sangat
marah. Dua tahun kemudian ia membalas dendam dengan menyuruh anak
buahnya membunuh Amnon. Daud marah karena Amnon dibunuh, namun kemudian
ia mengampuni Absalom (2 Samuel 13:23-29; 14:1-33).
Belakangan Absalom mengadakan
pemberontakan terhadap Daud. Dalam pemberontakan ini Absalom mati
dibunuh oleh Yoab, panglima Daud (2 Samuel 18:1-18).
Menurut tradisi Kitab Mazmur (Zabur dalam Islam) disebut sebagai
karangan Daud. Kitab ini berisi berjenis-jenis puisi berupa doa,
nyanyian pujian, ratapan, doa penyesalan, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar